Jumat, 30 September 2011

Perencanaan Keuangan LAKUKAN PERENCANAAN KEUANGAN ANDA SEDINI MUNGKIN, UNTUK KENYAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASA DEPAN ANDA & KELUARGA. IF YOU FAIL TO PLAN, YOU ARE PLANNING TO FAIL.


Reksadana adalah produk inovatif yang mengundang perhatian dan minat banyak investor. Nilai Aktiva Bersih-nya pernah mencapai angka spektakuler pada bulan Februari 2005 yakni sebesar Rp 110,7 triliun. Dan setahun kemudian menukik tajam bak roller coaster hingga mencapai titik terendah Rp 26,20 triliun. Sebuah harga dari proses pembelajaran investor yang terlalu mahal untuk dibayar. Namun lambat laun pamor reksadana kembali terangkat, seiring dengan meningkatnya pemahaman investor tentang produk reksadana. Sebenarnya reksadana adalah instrumen investasi yang ideal, karena menawarkan beberapa variasi produk dengan pilihan tingkat risiko dan return yang berbeda-beda. Sehingga Anda dapat memilih satu atau beberapa produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan return dan karakter risiko Anda. Modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada reksadana juga relatif kecil dan memiliki likuiditas yang tinggi. Disamping itu Anda tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan pikiran untuk mengawasi investasi Anda, karena produk reksadana adalah produk investasi yang ditawarkan oleh perusahaan sekuritas dengan manajer investasi (MI) handal yang bertugas untuk mengelola dana Anda. Maka cermati dengan teliti reputasi dari perusahaan sekuritas ataupun MI yang akan mengelola investasi reksadana Anda. Satu lagi kelebihan utama dari produk reksadana adalah bebas dari pajak. Ada 4 macam pilihan produk reksadana dengan orientasi investasi yang berbeda-beda:
1. Reksadana Pasar UangInvestasi pada produk reksadana ini dialokasikan pada efek pasar uang. Portofolionya bisa meliputi SBI, deposito, atau surat utang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Risiko dan return pada produk reksadana ini relatif kecil dan cocok untuk kebutuhan investasi jangka pendek. Produk ini juga cukup likuid seperti halnya deposito. Kendati demikian dari sisi return, produk ini menjanjikan lebih tinggi dari deposito.
2. Reksadana Pendapatan TetapMinimal 80% investasi pada produk reksadana pendapatan tetap dialokasikan pada instrumen obligasi. Jadi yang dimaksud dengan pendapatan tetap bukan dari sisi return tapi dari sisi portofolionya. Produk reksadana pendapatan tetap pernah mengalami masa suram ketika terjadiredemption (pencairan) besar-besaran akibat penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Hal ini terjadi karena kesalahan persepsi investor yang menganggap produk reksadana ini sejenis dengan deposito, dimana tingkat keuntungan yang akan diterima tetap. Faktanya tingkat keuntungan pada reksadana pendapatan tetap bersifat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga obligasi yang disebabkan oleh beberapa hal, utamanya adalah karena perubahan tingkat suku bunga pasar (BI rate). Pada saat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun dan diikuti pula dengan penurunan tingkat keuntungan, begitu pula sebaliknya. Investasi pada produk reksadana pendapatan tetap cocok untuk kebutuhan investasi jangka menengah (1 sampai dengan 3 tahun). Karena untuk jangka pendek Anda akan menanggung risiko gejolak obligasi yang biasanya terjadi dalam jangka pendek.
3. Reksadana CampuranAlokasi investasi pada reksadana campuran bersifat campuran yaitu pada saham dan obligasi. Kelebihan dari strategi investasi ini adalah apabila pasar saham sedang bullish yang biasanya diikuti dengan lesunya pasar obligasi, maka MI dapat menempatkan sebagian besar dananya pada saham untuk mengantisipasi risiko penurunan harga obligasi. Begitu pula yang terjadi sebaliknya. Karena itu produk reksadana ini mampu memberikan tingkat return yang lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang atau pendapatan tetap, namun demikian pula halnya dengan risiko yang harus ditanggung investor. Reksadana campuran cocok untuk kebutuhan investasi jangka panjang (3 sampai dengan 5 tahun).
4. Reksadana Saham
Ini adalah produk reksadana yang mampu memberi return tertinggi dibanding produk reksadana lainnya, namun setimpal pula dengan risiko yang harus dihadapi investor. Portofolio dalam produk reksadana ini terdiri dari beberapa saham pilihan MI. Karena produk reksadana ini berbasis pada saham, maka volatilitas NAB reksadana ini pun tinggi saperti halnya saham. Karena itu produk ini tidak cocok untuk investasi jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang saham membuktikan mampu memberikan return lebih tinggi dibanding instrumen investasi lainnya (lebih dari 5 tahun).
Untuk mengetahui daftar Manager Investasi beserta produk-produk Reksadana, company profile dari semua perusahaan sekuritas yang terdaftar di BAPEPAM, bisa diperoleh melalui situswww.bapepamlk.depkeu.co.id kemudian klik pusat informasi reksadana.

Saham


Ini dia jenis instrumen investasi yang menjanjikan banyak mimpi indah sekaligus mimpi buruk buat Anda.Ya, saham adalah instrumen investasi dengan risiko relatif tinggi namun juga mampu memberikan return yang relatif tinggi pula. Hingga saat ini tercatat 350-an saham yang beredar di Bursa EfekJakarta. Ini adalah deretan daftar menu yang dapat Anda pilih untuk memenuhi piring investasi Anda. Untuk menghindari risiko absolut, sebaiknya Anda melakukan diversifikasi. Pilihlah beberapa saham untuk masuk dalam portofolio Anda. Anda bisa bermain aman dengan membeli saham-saham unggulan, atau sedikit berspekulasi dengan juga membeli saham-saham lapis kedua. Selanjutnya adalah selalu lakukan evaluasi terhadap portofolio saham Anda, untuk memastikan tidak ada makanan yang menjadi parasit pada piring investasi Anda. Salah satu kunci untuk selamat dalam bermain saham adalah dasarkan keputusan Anda pada logika berpikir bukan rasa (gambling).
Kelemahan dari investasi pada saham adalah modal yang dibutuhkan relatif besar dan dibutuhkan perhatian ekstra untuk selalu mempelajari, mengamati dan mengikuti pergerakan harga saham (strategi aktif) untuk memperoleh return yang optimal. Sebaliknya apabila Anda memilih strategi pasif (membeli dan menyimpan) maka Anda harus bersabar untuk menunggu waktu yang relatif lama guna menuai return yang optimal.

Emas

Terkadang terjadi salah kaprah mengenai investasi pada emas yang kemudian disikapi dengan memborong banyak perhiasan berbahan dasar emas. Nyatanya pada saat menjual kembali, keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga emas masih harus dikurangi biaya pembuatan, yang lumayan menyusutkan return investasi. Bahkan dalam jangka pendek kenaikan dari per gram perhiasan Anda bisa jadi lebih rendah dibanding biaya pembuatan. Beda perkara kalau berinvestasi pada emas batangan atau koin yang bersertifikat. Sebagai nilai lindung, fakta menunjukkan harga emas selalu mengalami kenaikan mengalahkan inflasi (anti inflasi). Kelemahan dari produk investasi ini adalah menyangkut keamanan. Anda harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membuka safe deposit box guna menjamin keamanan harta karun Anda.
Untuk berinvestasi pada emas jenis batangan memang membutuhkan modal tidak sedikit, disamping terkadang menemui masalah likuiditas dan rentan penipuan mengenai kadarnya. Tapi alhamdulillah saat ini mulai marak wakala yang menawarkan jual beli dinar atau koin emas. Koin emas yg diperdagangkan adalah koin buatan Logam Mulia, unit usaha PT Aneka Tambang Tbk atas pesanan World Islamic Trading Organization (WITO). Rata-rata kenaikannya dalam setahun mencapai 29,34%. 
Untuk membeli satuan terkecil dari dinar ini kita hanya mengeluarkan modal investasi ratusan ribu saja. Untuk mendapat informasi lebih jelas mengenai wakala dan dinar atau koin emas, bisa di pelajari lewat situshttp://www.islamhariini.org. Melalui website ini juga bisa diperoleh informasi perubahan harga dinar harian.

Property


Investasi di sektor properti memang selalu menjanjikan, karena dapat dipastikan harga tanah dan bangunan (yang terawat) akan selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Kunci utama untuk mengoptimalkan return dan meminimalkan risiko dari investasi di sektor ini adalah kejelian mengestimasi prospek ke depan dari lokasi. Kelemahan dari instrumen investasi ini adalah modal yang dibutuhkan relatif besar dan menyangkut masalah likuiditas (kecepatan dan kemudahan proses pencairan dana).
Hal lain yang harus diperhatikan adalah sektor properti sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga. Pada saat suku bunga naik dan melebihi kenaikan harga properti, investor tentunya lebih senang membenamkan dananya di deposito atau semacamnya. Developer juga akan menyikapi kenaikan suku bunga ini dengan menaikkan harga jual. Turunnya permintaan dan harga yang menjadi semakin tak terjangkau akan berdampak pada lesunya sektor properti. Karena itu waktu yang tepat untuk masuk ke sektor properti adalah ketika suku bunga rendah.
Investasi di sektor properti ini juga sebaiknya dilakukan secara tunai, bukan dengan jalan KPR. Sebab suku bunga KPR Anda akan adu cepat dengan kenaikan harga properti. Mungkin masih ada selisih (spread) apabila properti tersebut disewakan, tapi returnnya tidak lagi menarik. Belum lagi risiko kerusakan rumah akibat disewakan yang sering menimpa pemilik.

Obligasi

Obligasi bisa dijadikan pilihan dalam berinvestasi. Obligasi merupakan suratpengakuan hutang yang bisa diterbitkan oleh perusahaan maupun oleh pemerintah. Yang sedang popular saat ini adalah Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang diterbitkan oleh pemerintah. Terbukti hingga dikeluarkannya ORI tahap 3 respon masyarakat begitu positif menanggapi hadirnya produk investasi ini. Return yang bisa didapat selain dari bunga tiap bulannya juga berkesempatan mendapatkan capital gain dari selisih harga jual dan harga beli karena ORI dapat diperjual belikan di pasar sekunder. Investasi pada obligasi memang menghasilkan return yang lebih tinggi daripada deposito tetapi deposito lebih likuid daripada obligasi. ORI 3 ditawarkan dengan bunga per bulan sebesar 9,4 persen. Sebagai gambaran ORI 2 yang mempunyai bunga 12%, harga jual di pasar sekunder pada saat ini mencapai 106 persen. Anda bisa menghitung berapa return yang akan anda dapatkan yaitu dari pendapatan bunga dan kesempatan mendapatkan capital gain di pasar sekunder tetapi dengan dikurangi pajak tentunya, karena produk ini tidak bebas pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar